Jakarta – Diskusi mengenai peran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi sorotan utama pada hari terakhir World Government Summit (WGS) 2025 di Dubai. Joe Tsai, co-founder dan Chairman Alibaba Group, tampil dalam sebuah fireside chat bersama Jeffrey Katzenberg pada Kamis, 13 Februari. Dalam kesempatan tersebut, Tsai membagikan visinya mengenai masa depan AI serta bagaimana inovasi open-source dapat membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Joe Tsai menekankan pentingnya mengembangkan model AI khusus yang dirancang untuk memberikan dampak ekonomi nyata, bukan sekadar kompetisi dalam kecerdasan buatan secara umum. "Persaingan AI bukanlah tentang siapa yang memiliki anak paling cerdas," ujar Tsai dalam diskusinya. "Yang paling penting adalah menciptakan model AI khusus yang memberikan dampak ekonomi nyata dan berguna dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Tsai menjelaskan bahwa perusahaan di masa depan akan berfokus pada pengurangan biaya yang terkait dengan pelatihan dan inferensi AI, serta pengembangan teknologi yang selaras dengan kondisi ekonomi global. Langkah ini, menurut Tsai, penting untuk menciptakan ekosistem AI yang inklusif, di mana lebih banyak pelaku usaha, termasuk usaha kecil dan startup, dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari teknologi ini.
Alibaba telah menempatkan dirinya sebagai pemimpin dalam inovasi AI dan inisiatif open-source. Dengan platform Model Scope yang menjadi komunitas open-source terbesar di Cina, Alibaba memberikan akses kepada startup, usaha kecil, peneliti, dan developer untuk memanfaatkan model AI terbaru. Langkah ini memungkinkan lebih banyak pihak untuk ikut serta menggali potensi AI dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Pada Agustus 2023, Alibaba mencapai tonggak bersejarah dengan merilis model open-source pertamanya, Qwen-7B. Model ini menginspirasi pengembangan lebih dari 90.000 model turunan di seluruh dunia. "Dengan membuka akses gratis ke teknologi AI yang dikembangkan sendiri, kami bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi bagi berbagai pemangku kepentingan," jelas Joe Tsai.
Setahun setelah peluncuran Qwen-7B, Alibaba melanjutkan kontribusinya dengan merilis 100 model Qwen2.5 terbaru pada 2024. Model ini bervariasi dalam ukuran, dari 0,5 hingga 72 miliar parameter, serta menawarkan peningkatan kemampuan dalam pemahaman multibahasa, coding, dan matematika. Model multi-modal seperti Qwen2.5-VL dan Qwen2.5-1M menunjukkan kemampuan canggih dalam memproses input kompleks dan penalaran visual, yang mencerminkan kepemimpinan Alibaba dalam inovasi teknis serta penerapan praktis AI.
Pencapaian lain yang dicatat Alibaba adalah menjadi perusahaan pertama di dunia yang merilis reasoning AI model, QwQ, sebagai open-source. Keputusan ini menunjukkan komitmen Alibaba terhadap transparansi dan kolaborasi dalam industri AI. QwQ, dengan kemampuan analitisnya yang kuat dan ketersediaan secara terbuka, memperkuat visi Alibaba dalam membangun ekosistem AI yang beragam dan dapat dipercaya.
World Government Summit 2025, yang kali ini memasuki tahun ke-12, telah menjadi ajang utama untuk membahas isu-isu penting mengenai inovasi dan kolaborasi global. Tahun ini, acara yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 13 Februari ini menghadirkan lebih dari 200 pembicara dari berbagai penjuru dunia, termasuk para pemimpin negara, pembuat kebijakan, dan penggerak industri.
Dalam pidatonya di konferensi tersebut, Joe Tsai menyoroti bagaimana pertimbangan ekonomi semakin menjadi faktor utama dalam pengembangan AI. Dengan menyelaraskan inovasi dengan aspek keterjangkauan, Tsai menegaskan bahwa lebih banyak developer dan pelaku usaha dapat berkontribusi dalam kemajuan teknologi AI. Pendekatan inklusif ini sangat penting untuk membuka potensi penuh dari AI dan menghadirkan manfaat nyata bagi pengguna di seluruh dunia.
"Dengan menyelaraskan inovasi dengan keterjangkauan, lebih banyak developer dan pelaku usaha dapat berkontribusi dalam memajukan bidang AI," ujar Tsai, menegaskan bagaimana pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan ekosistem AI yang bermanfaat bagi semua.
Melalui langkah-langkah strategis seperti ini, Alibaba tidak hanya memimpin dalam inovasi teknis, tetapi juga dalam mengedepankan nilai inklusi dan keterbukaan dalam pengembangan teknologi AI. Keseluruhan upaya ini dirancang untuk memastikan bahwa inovasi AI tidak hanya dimiliki oleh segelintir pihak, tetapi juga dapat dinikmati oleh masyarakat luas, dengan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global.