PLTS

Inovasi PLTS Cirata Dorong Pembangunan Energi Bersih Berkelanjutan

Inovasi PLTS Cirata Dorong Pembangunan Energi Bersih Berkelanjutan
Inovasi PLTS Cirata Dorong Pembangunan Energi Bersih Berkelanjutan

JAKARTA - Kehadiran pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata menghadirkan pemandangan luar biasa yang memukau siapa saja.

Rangkaian panel surya membentang seluas 250 hektar, menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang serius dalam mendorong transisi energi bersih.

Dengan kapasitas terpasang mencapai 192 megawatt peak (MWp) dan menghasilkan sekitar 145 MWac, PLTS Cirata tercatat sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Keberadaan fasilitas ini menjadi tonggak penting sekaligus simbol kemajuan energi ramah lingkungan di Tanah Air.

Pemerintah pun telah memberi restu untuk pengembangan lebih lanjut. Potensi Waduk Cirata yang luasnya mencapai 6.200 hektar membuka peluang kapasitas lebih dari 1.000 MWp, sehingga proyek ini dinilai mampu menopang kebutuhan energi masa depan Indonesia.

Tantangan Sosial dalam Ekspansi Proyek Energi

Rencana ekspansi PLTS terapung tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satunya menyangkut kehidupan masyarakat sekitar waduk yang menggantungkan penghasilan dari aktivitas keramba jaring apung (KJA).

Peningkatan jumlah KJA yang mencapai lebih dari 120 ribu petak menimbulkan masalah pencemaran air dan melebihi kapasitas ideal waduk. Meski pemerintah berupaya melakukan penertiban, langkah ini berpotensi memengaruhi mata pencaharian ribuan nelayan serta membentuk kompleksitas sosial yang perlu ditangani hati-hati.

Kajian juga menunjukkan bahwa penertiban KJA dapat berdampak pada meningkatnya angka pengangguran dan kerentanan sosial. Hal inilah yang menjadi dilema besar, karena keberhasilan transisi energi tidak boleh mengorbankan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Alternatif Profesi dan Kesempatan Baru

Dalam menghadapi persoalan tersebut, solusi alternatif pun digagas. PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE) mulai memberdayakan nelayan sekitar proyek dengan memberikan pelatihan teknis untuk mendukung operasional PLTS.

Sejak pembangunan dimulai, lebih dari 60 nelayan telah dilibatkan sebagai tenaga terampil. Mereka dibekali sertifikasi kompetensi agar bisa beralih profesi menjadi teknisi PLTS. Langkah ini membuka jalan baru bagi masyarakat, tidak hanya menjaga keberlanjutan hidup, tetapi juga menambah keahlian baru di sektor energi.

Kesempatan kerja diperkirakan akan terus terbuka, mengingat keberhasilan PLTS Cirata menarik minat negara lain seperti Malaysia dan Thailand. Dengan begitu, pekerja berpengalaman asal Indonesia dapat menjadi tenaga ahli yang sangat dicari di tingkat internasional.

Potensi Ekologis dan Masa Depan Energi

Selain aspek sosial, terdapat potensi ekologis yang muncul dari keberadaan PLTS terapung. Modul surya dengan pelampung berbahan high-density polyethylene (HDPE) menciptakan ruang teduh di bawahnya, sehingga ikan dapat berlindung dan bahkan bertelur.

Fenomena ini memberi harapan baru bagi perbaikan kualitas ekosistem waduk. Dengan ikan yang memakan lumut alami, sedimentasi akibat pakan berlebih dari keramba bisa berkurang. Meski masih memerlukan penelitian ilmiah lanjutan, kemungkinan manfaat ekologis ini semakin memperkuat alasan ekspansi PLTS.

Target pengembangan hingga sebelum 2031 diharapkan dapat tercapai dengan memperhitungkan dampak sosial seminimal mungkin. Bila berhasil, PLTS Cirata bukan hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga model inspiratif bagi dunia dalam memadukan energi bersih, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index