JAKARTA - Bali, yang dikenal sebagai Pulau Dewata, dapat bernafas lega karena dana bantuan sosial (bansos) untuk Provinsi ini telah dipastikan aman oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang kerap disapa Gus Ipul, menandakan komitmen penuh pemerintah dalam menjaga kesejahteraan masyarakat Bali.
Saat ini, Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan sosial dan ekonomi, terutama dalam pengelolaan data bansos secara nasional. Meski terjadi perubahan anggaran, Gus Ipul menegaskan bahwa dana bansos untuk Bali tetap dalam kondisi aman. "Bansos di Bali aman," ujarnya.
Dalam pengelolaan dana bansos, terjadi perubahan yang mencerminkan kebutuhan untuk penyesuaian sesuai data dan kondisi saat ini. Gus Ipul menambahkan, “Belum tahu, sabar dulu. Saya kira bisa jadi berkurang, bisa jadi bertambah. Saya belum bisa memastikan tapi sekarang data sedang diolah,” jelas mantan Wakil Gubernur Jawa Timur itu.
Pendekatan Baru: Efisiensi dan Akurasi Data
Pengelolaan dana sosial seringkali menjadi isu sentral dalam kebijakan publik. Namun, perlu dicatat bahwa perubahan anggaran bansos kali ini tidak ada kaitannya dengan usaha efisiensi anggaran. Hal ini ditegaskan oleh Gus Ipul, menandakan bahwa kebijakan ini lebih berpusat pada kebutuhan aktual masyarakat.
Di balik perubahan ini, ada mekanisme baru mengenai program Dana Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang baru saja dirampungkan oleh kementerian terkait. Gus Ipul menjelaskan, "Mekanismenya sudah diserahkan ke kami, sekarang masa uji petik. Kita lihat ada 12 juta penduduk lebih yang nanti kami uji petik dan kami sesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan."
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ketepatan dan ketepatan sasaran distribusi bansos. Pekan depan, program tersebut akan mulai berproses dengan pelatihan yang dilakukan untuk pendampingan. "Minggu ini dilakukan pelatihan untuk pendampingan," sambung Gus Ipul, menekankan pentingnya personel yang terlatih dalam mendukung pelaksanaan kebijakan yang lebih baik.
Kerja Sama Lintas Sektoral: Fondasi Data Baru
Kesuksesan pengumpulan dan pemanfaatan data tidak pula lepas dari kerja sama lintas sektoral. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti memberikan apresiasi khusus kepada Kemensos atas kontribusinya. Dia mencatat, tanpa sinergi yang kuat antar kementerian dan lembaga, tidak mungkin bagi arahan Presiden Prabowo untuk menyusun data tunggal terwujud.
"Terima kasih kepada Pak Mensos, Saifullah Yusuf, dengan rasa legowo telah menyampaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)," ujarnya. Salah satu hal penting yang disorot Amalia adalah kolaborasi antara BPS dan kementerian lainnya, terutama dalam hal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE).
Dalam acara penyerahan DTSEN ke Kemensos di kantor Bappenas, Amalia menyatakan bahwa data yang berhasil dikumpulkan telah dipadankan dengan data dari PLN dan Dukcapil, menciptakan satu basis data yang terintegrasi. "Sehingga, kami saling melengkapi yang akhirnya selesai," katanya.
Menuju Sejarah Baru dalam Data Sosial
Gus Ipul menegaskan bahwa penyusunan DTSEN merupakan bagian dari amanat Presiden Prabowo untuk meningkatkan akurasi data di lingkungan Kemensos. Dengan kerja sama dari berbagai instansi, langkah ini menjadi catatan sejarah baru bagi Indonesia dalam penanganan data sosial. “Sungguh satu hal yang mungkin bisa dikatakan sebagai catatan sejarah baru dalam urusan data,” tuturnya.
Di era Presiden Prabowo, banyak usaha telah dilakukan untuk mewujudkan satu data yang sebelumnya menjadi tantangan besar bagi Indonesia. "Di era Presiden Prabowo inilah dengan arahan yang jelas dan dengan keterbukaan semua menteri, akhirnya bisa terwujud," ungkap Gus Ipul, menggambarkan betapa pentingnya dukungan dan arahan dari pimpinan utama negara.
Dengan semua kesiapan tersebut, langkah-langkah nyata yang diambil oleh pemerintah melalui Kemensos ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, termasuk di Bali. Upaya ini tidak hanya untuk kepentingan masa kini, tetapi juga untuk membangun fondasi yang lebih baik bagi masa depan generasi mendatang.