JAKARTA – Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil seperti Pulau Pasi, Distrik Aimando Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua, akses terhadap pelayanan kesehatan gigi sering kali terbatas. Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan gigi masyarakat di pulau tersebut, drg. Megatriani Matandung, seorang dokter gigi yang bertugas melalui program Nusantara Sehat, mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh para tenaga medis dalam mengatasi masalah kesehatan gigi di wilayah tersebut.
Pulau Pasi, yang hanya dapat dijangkau menggunakan kapal laut perintis selama 4 jam atau perahu fiber selama 1,5 hingga 2 jam, memiliki tantangan tersendiri dalam hal akses pelayanan kesehatan, termasuk masalah kesehatan gigi. Drg. Megatriani menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah masalah bahasa dan ketersediaan sikat gigi. “Tantangan terbesar kami adalah masalah bahasa dan ketersediaan sikat gigi. Masih banyak warga yang belum memiliki sikat gigi, bahkan ada yang menggunakan satu sikat gigi untuk satu keluarga,” ujarnya.
Selain itu, drg. Megatriani juga mencatat adanya perbedaan pola penyakit gigi antara masyarakat kepulauan seperti di Pulau Pasi dan masyarakat perkotaan. Berdasarkan pengamatannya selama 1,5 tahun bertugas, ia menemukan bahwa jumlah pasien yang mengalami karies atau gigi berlubang di Pulau Pasi justru lebih rendah dibandingkan dengan di kota-kota besar. Hal ini diduga terkait dengan pola makan masyarakat yang lebih terbatas dan terbatasnya akses mereka terhadap jajanan manis.
“Jumlah pasien yang mengalami karies atau gigi berlubang di Pulau Pasi justru lebih rendah dibandingkan dengan di kota, yang diduga terkait dengan perbedaan pola makan dan terbatasnya akses jajanan manis,” kata drg. Megatriani. Meski demikian, meski masalah gigi berlubang relatif lebih rendah, masyarakat Pulau Pasi masih menghadapi masalah kesehatan gigi yang cukup serius, seperti atrisi (gigi terkikis), penyakit gusi, gigi goyang, dan periodontitis. Kondisi ini banyak ditemukan pada masyarakat yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih dan pinang, yang tidak diimbangi dengan kebersihan gigi yang baik.
Drg. Megatriani menekankan bahwa meskipun kebiasaan mengonsumsi sirih dan pinang memang memiliki kandungan yang baik untuk memperkuat gigi, kebersihan gigi yang optimal tetap harus dijaga. “Saya tidak melarang konsumsi sirih dan pinang karena terbukti memiliki kandungan yang baik untuk memperkuat gigi. Yang saya tekankan adalah pentingnya menyikat gigi dua kali sehari untuk membersihkan sisa-sisa kapur dan pinang,” ujarnya.
Keterbatasan Akses Kesehatan Gigi di Pulau Pasi
Keterbatasan akses masyarakat Pulau Pasi terhadap fasilitas kesehatan juga menjadi faktor penghambat utama dalam upaya peningkatan kesehatan gigi. Sebagai wilayah kepulauan, masyarakat Pulau Pasi kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan gigi yang biasanya hanya tersedia di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Untuk mengatasi hal ini, drg. Megatriani terlibat aktif dalam berbagai inisiatif, salah satunya adalah dengan mengikuti program puskesmas keliling. Program puskesmas keliling ini memungkinkan tenaga medis untuk memberikan layanan kesehatan langsung ke desa-desa terpencil di daerah tersebut.
Selain itu, drg. Megatriani juga menginisiasi program pembagian sikat gigi gratis kepada seluruh siswa SD hingga SMP di Pulau Pasi. Program ini disertai dengan edukasi tentang cara menyikat gigi yang benar, guna membentuk kebiasaan sehat sejak dini. “Karena daerah kami kepulauan, jadi tidak semua masyarakat bisa mengakses pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Oleh karena itu, kami mencoba untuk membawa pelayanan kesehatan gigi langsung ke mereka melalui program puskesmas keliling dan pembagian sikat gigi,” ungkap drg. Megatriani.
Dengan memberikan edukasi dan alat yang tepat, drg. Megatriani berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah, tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, pembagian sikat gigi gratis juga diharapkan dapat mengatasi salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat Pulau Pasi, yaitu kurangnya akses terhadap alat kebersihan gigi yang memadai.
Harapan untuk Pelayanan Kesehatan Gigi yang Lebih Baik di Masa Depan
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, drg. Megatriani optimis bahwa pelayanan kesehatan gigi di Pulau Pasi dapat meningkat seiring waktu. Salah satu harapannya adalah agar ada lebih banyak tenaga medis, khususnya dokter gigi, yang berasal dari daerah setempat untuk mengabdi dan melanjutkan program-program kesehatan yang telah dimulai. “Harapan saya, ke depannya akan ada dokter-dokter dan dokter gigi putra-putri daerah Biak yang mau mengabdi di sini untuk melanjutkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang sudah ada,” harap drg. Megatriani.
Ia menambahkan, meskipun saat ini tantangan yang dihadapi cukup besar, tetapi dengan adanya program edukasi yang terus digalakkan, diharapkan masyarakat Pulau Pasi dapat lebih peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut mereka. “Kami berharap dengan edukasi yang kami berikan, masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Itu adalah langkah pertama untuk mencegah berbagai masalah gigi yang lebih serius di kemudian hari,” ujar drg. Megatriani.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Penting untuk Kesehatan Gigi yang Lebih Baik
Penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi memang sangat krusial, terutama di daerah-daerah terpencil seperti Pulau Pasi. Melalui program-program yang dijalankan oleh drg. Megatriani, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari kebiasaan merawat gigi yang lebih baik. Program edukasi yang menyasar anak-anak sekolah diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan kebiasaan sehat yang dapat ditularkan ke seluruh keluarga dan masyarakat.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan kedepannya tidak hanya akan ada peningkatan dalam kesadaran akan pentingnya kebersihan gigi, tetapi juga dalam kualitas hidup masyarakat Pulau Pasi secara keseluruhan. Semoga lebih banyak dokter dan tenaga medis yang terinspirasi untuk mengabdi di wilayah-wilayah terpencil, memberikan kontribusi yang berarti bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan
Tantangan dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Pulau Pasi memang cukup besar, namun melalui upaya yang dilakukan oleh drg. Megatriani dan berbagai program yang telah dijalankan, diharapkan masyarakat dapat mendapatkan akses yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan gigi. Pendidikan mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut menjadi kunci utama dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan bebas dari masalah gigi di masa depan.