Fenomena Gerhana: Dari Kepercayaan Kuno Hingga Penjelasan Sains

Senin, 22 September 2025 | 14:27:31 WIB
Fenomena Gerhana: Dari Kepercayaan Kuno Hingga Penjelasan Sains

JAKARTA - Manusia telah mengamati gerhana sejak ribuan tahun lalu, jauh sebelum sejarah tertulis dimulai.

Seiring waktu, pengetahuan ilmiah kita tentang gerhana berkembang pesat. Mitos kuno mulai digantikan oleh penjelasan ilmiah yang jelas. Beberapa cerita lama tentang efek gerhana tetap populer meski sains telah membantahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan manusia kadang lebih kuat daripada fakta. Fenomena gerhana menjadi contoh menarik dari interaksi antara budaya dan ilmu pengetahuan.

Mitos Populer yang Dibantah Sains

Salah satu mitos umum adalah bahwa gerhana dapat menyebabkan kebutaan. Sebenarnya, korona Matahari yang terlihat saat totalitas jauh lebih redup dan aman. Bahaya hanya muncul jika melihat piringan Matahari sebelum fase totalitas.

Mitos lain menyatakan gerhana membahayakan janin. Radiasi yang sampai ke Bumi, seperti neutrino, menembus tubuh manusia setiap saat tanpa efek berbahaya. Oleh karena itu, gerhana tidak menambah risiko kesehatan bagi ibu hamil atau janin.

Ada juga kepercayaan bahwa makanan bisa terkontaminasi selama gerhana. Faktanya, radiasi Matahari tidak cukup kuat untuk merusak makanan. Banyak orang di lokasi yang sama tetap aman tanpa mengalami gangguan.

Mitos Sejarah dan Pertanda Buruk

Gerhana sering dikaitkan dengan pertanda buruk dalam sejarah. Catatan kuno menunjukkan manusia cenderung mengingat peristiwa negatif saat bertepatan dengan gerhana. Ini adalah contoh bias konfirmasi, di mana otak mencari pola yang mudah diingat.

Beberapa mengira gerhana tidak terjadi di Kutub Utara atau Selatan. Faktanya, gerhana pernah terlihat di kedua kutub pada tanggal tertentu. Tidak ada fenomena astronomi unik yang membedakan kutub dari lokasi lain di Bumi.

Ada juga anggapan bahwa Bulan menjadi hitam pekat saat gerhana total. Padahal, permukaan Bulan hanya tampak samar karena cahaya Bumi memantul ke sana. Fenomena ini dikenal sebagai Earthshine dan cukup alami secara ilmiah.

Mitos Astrologi dan Korelasi Kesehatan

Sejumlah orang percaya gerhana menandai peristiwa besar dalam kehidupan. Kepercayaan ini didasari bias konfirmasi, di mana hubungan sebab-akibat dipaksakan. Ramalan astrologi semacam ini tidak memiliki dasar ilmiah.

Mitos lainnya menganggap gerhana menandai kesehatan baik bagi individu tertentu. Sebenarnya, tidak ada bukti fisik yang mengaitkan gerhana dengan kondisi kesehatan. Korelasi yang muncul hanyalah kebetulan statistik dari sampel acak orang.

Bahkan dalam sejarah astronomi, beberapa deskripsi tentang korona Matahari hilang atau berbeda dari catatan awal. Edmund Halley pada abad ke-18 mendokumentasikan korona, tapi sebelumnya catatan kuno jarang menyebutnya.

Ini menunjukkan pemahaman ilmiah terus berkembang seiring pengamatan manusia. Gerhana, meski menimbulkan banyak mitos, tetap menjadi fenomena yang menakjubkan.

Observasi ilmiah telah membedakan fakta dari mitos tanpa mengurangi keindahan alam semesta. Memahami gerhana membantu kita menghargai sains sambil tetap terpesona oleh alam.

Terkini