JAKARTA - Sebagai salah satu pemain utama dalam industri pertambangan dan pengolahan nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terus membuktikan kapasitas dan kapabilitasnya untuk bertahan dan berkembang di tengah berbagai tantangan global. Pada Rabu, 26 Februari 2025, perusahaan ini mengumumkan hasil kinerja yang telah diaudit untuk tahun 2024, menunjukkan peningkatan produksi dan penjualan yang signifikan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan operasional dan keberlanjutan.
Peningkatan Produksi dan Penjualan
Pada tahun 2024, PT Vale mencatatkan produksi nikel dalam matte sebesar 71.311 metrik ton, sedikit melewati target tahunan mereka sebesar 70.805 ton. Ini juga menunjukkan peningkatan dari produksi tahun sebelumnya yang mencapai 70.728 ton. Adapun volume penjualan tercatat mencapai 72.625 ton, naik 2% dari tahun sebelumnya dan tumbuh 8% secara kuartalan dibandingkan kuartal ketiga 2024.
"2024 adalah tahun yang luar biasa bagi kami, penuh dengan pencapaian, tantangan, dan pelajaran berharga," ungkap CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy. "Tahun ini menggambarkan komitmen kami untuk terus tumbuh, bertransformasi, dan beradaptasi dalam segala situasi."
Keberhasilan Divestasi dan Manuver Strategis
Satu dari beragam pencapaian signifikan yang dibukukan oleh PT Vale pada 2024 adalah keberhasilan perusahaan dalam menyelesaikan proses divestasi. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menangani operasi bisnis kompleks, tetapi juga menandai era baru dalam tata kelola korporasi dengan mengadopsi praktik terbaik sebagai perusahaan publik.
Selain itu, PT Vale sukses memperpanjang izin operasional menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tanpa pelepasan lahan, sebuah langkah yang memperkuat kepercayaan pemerintah Indonesia terhadap peran penting INCO dalam mengelola sumber daya nikel di konsesi wilayah seperti Sorowako, Pomalaa, dan Morowali.
Efisiensi Operasional dan Keuangan yang Kuat
Meskipun menghadapi tantangan pasca-divestasi berupa biaya satu kali dari pemisahan dengan Vale Base Metal, PT Vale mampu mempertahankan biaya tunai penjualan per unit yang kompetitif pada AS$9.374 per ton—menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir. "Efisiensi tersebut kami capai berkat peningkatan produksi dan upaya penghematan biaya yang berkelanjutan," tambah Febriany Eddy.
Pada triwulan keempat 2024, PT Vale mencatatkan EBITDA sebesar AS$54,1 juta, naik 15% dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, EBITDA perusahaan mencapai AS$225,9 juta, menunjukkan kekuatan keuangan yang signifikan.
Proyek Strategis dan Inovasi Berkelanjutan
Sampai akhir tahun, PT Vale melaporkan saldo kas sebesar AS$674,7 juta, memberikan dukungan kuat pada strategi bisnis untuk tahun mendatang, termasuk berbagai proyek strategis yang sedang berlangsung. Beberapa di antaranya adalah proyek Morowali yang mencapai 70% target dengan efisiensi belanja modal, serta proyek pengembangan HPAL Sambalagi dengan investasi AS$1,4 miliar bersama GEM Co., Ltd. untuk target emisi nol bersih.
Proyek lain, seperti kolaborasi di Pomalaa HPAL bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd. dan Ford Motor Co, menunjukkan kemajuan siginifikan dalam mendukung rantai pasokan global bagi baterai kendaraan listrik. Selain itu, Sorowako Limonit telah mendapatkan izin lingkungan, mempersiapkan ekspansi kapasitas produksi pada 2025.
Langkah Besar Menuju Masa Depan
PT Vale berhasil menyelesaikan dua pencapaian krusial pada akhir 2024. Pertama, persetujuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran (RKAB) 2024 yang memungkinan penjualan bijih nikel sebagai bagian dari strategi bisnis yang lebih luas. Kedua, peningkatan peringkat kredit menjadi BB+ dari S&P Global yang memperkuat posisi keuangan perusahaan dan mempermudah akses terhadap pendanaan dengan suku bunga kompetitif.
Keseluruhan pencapaian tersebut mencerminkan komitmen PT Vale untuk tidak hanya menjadi pemimpin di sektor pertambangan tetapi juga sebagai pelopor keberlanjutan dan inovasi di bidang energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.